Penyebaran Isu Negatif dalam Pemilihan Banyak di Tiktok, Lolly Ajak Jajaran Pengawas Tingkatkan Pemahaman Digital
|
madiunkota.bawaslu.go.id, Jakarta – Era digital yang semakin maju, Bawaslu dihadapkan pada tantangan besar dalam mengawasi potensi dugaan pelanggaran yang terjadi di media sosial. Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty mengungkapkan media sosial Tiktok menjadi Platform yang sering digunakan dalam penyebaran informasi hoaks, ujaran kebencian atau isu-isu negatif dalam Pemilihan Serentak 2024.
“Tiktok menjadi media yang paling banyak digunakan untuk menyebarkan informasi yang melanggar dalam Pemilihan Serentak 2024,” ungkap Anggota Bawaslu Lolly Suhenty dalam Rapat Koordinasi Nasional Evaluasi Pengawasan Siber Pemilihan Serentak Tahun 2024 di Jakarta. Selasa (10/12/2024).
Hal ini dibuktikan berdasarkan data pengawasan siber Bawaslu, media sosial menjadi salah satu platform utama yang memicu banyaknya dugaan pelanggaran, diantara berbagai platform, TikTok tercatat menyumbang 70,2% dari konten terkait pelanggaran, jauh melampaui YouTube yang hanya 1%.
Lolly melanjutkan, dia menjelaskan alasan Tiktok menjadi platform yang digemari dalam menyebarluaskan informasi negatif.
“Kenapa Tiktok? karena objek yang bergerak menjadi konten yang mudah diserap oleh khalayak, kurang dari semenit konten yang diberikan dapat memengaruhi penerima informasi,” ungkap Lolly.
Masyarakat cenderung lebih tertarik dengan konten video pendek dibandingkan video panjang. Pola konsumsi ini menegaskan pentingnya fokus pengawasan Bawaslu pada platform-platform yang digemari oleh masyarakat
Lolly berharap dengan adanya evaluasi ini, dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas khususnya pengawasan untuk dunia baru atau digitalisasi.
“Saya harap dengan adanya evaluasi ini dapat dimanfaatkan dengan benar-benar untuk peningkatan kapasitas khususnya pengawasan siber atau dunia baru ini, Mari bersama kenali teknologi digital untuk masa depan demokrasi yang lebih baik” tutup Lolly dengan optimis
Penulis : Ard
Editor : Humas
Foto : Jaka