Memaknai Hari Pahlawan, Bawaslu Kota Madiun Membincang Demokrasi dan Tantangannya
|
Madiunkota.bawaslu.go.id, Kota Madiun- Pada momentum Hari Pahlawan 2021, Bawaslu Kota Madiun membincang mengenai Pahlawan Demokrasi dengan tema “Perjalanan Panjang Demokratisasi di Indonesia” melalui virtual talkshow Bawaslu Menyapa edisi 15, Rabu (10/11/2021) disiarkan secara daring melalui Fanspage Pemerintah Kota Madiun.
Koordinator Divisi Pengawasan, Humas dan Hubal Bawaslu Kota Madiun, Yakobus Wasit Supodo bersama akademisi STKIP Widya Yuwana Madiun, Agustinus W Dewantara bertindak sebagai narasumber dalam talkshow tersebut.
“kali ini kita memaknai hari pahlawan dengan sudut pandang yang lain, kita ketahui bersama sejak republik kita merdeka dengan memilih demokrasi sebagai sistem bernegara,terdapat rangkaian panjang demokratisasi dari masa ke masa yang mana terlibat tokoh dan aktor dalam setiap masanya,” ujar Wasit.
Dalam kesempatan yang sama, Agustinus W Dewantara yang merupakan alumnus doktoral ilmu filsafat Universitas Gajah Mada mengatakan bahwa kepahlawanan berlandaskan niat tulus dari siapapun yang sukarela berkorban untuk kepentingan umum. Sikap kepahlawanan akan tetap ada meskipun tidak ada apresiasi dari siapapun.
Akademisi STKIP Widya Yuwana Madiun, Agustinus W Dewantara
“inilah kesempatan kita untuk membangkitkan sikap kepahlawanan dalam jiwa kita, memerangi hal-hal yang melemahkan demokrasi, seperti sikap permisif terhadap politik uang dan sebagainya,” kata akademisi yang akrab disapa “mas Dewo” itu.
Ditanya mengenai tantangan demokrasi saat ini, Agustinus W Dewantara menjelaskan berbagai hal yaitu diantaranya tantangan demokrasi transaksional, tantangan melahirkan pemimpin yang bijaksana, munculnya dikotomi mayoritas dan minoritas sebagai imbas pemilihan langsung, klaim berlebihan dalam Hak Asasi Manusia serta penyimpangan atas nama amanat rakyat oleh oknum politisi.
“klaim mengenai mayoritas dan minoritas akibat imbas pemilihan langsung dalam sistem demokrasi kita, menyisakan persoalan polarisasi. Apakah kebenaran itu selalu lahir dari yang banyak ? apakah yang sedikit selalu salah ? kan belum tentu, ini tantangan,” imbuh alumnus doktoral ilmu filsafat Universitas Gajah Mada tersebut.
Yakobus Wasit Supodo menjelaskan bahwa dalam menghadapi tantangan yang ada, Bawaslu Kota Madiun menggandeng perguruan tinggi sebagai salah satu dukungan pemikiran. Ia meyakini perguruan tinggi memiliki potensi yang besar dalam menyebarkan pendidikan politik yang baik.
“kebebasan berfikir lahir dari kampus, mahasiswa yang memiliki ide segar juga berasal dari perguruan tinggi, kami meyakini Kota Madiun memiliki potensi perguruan tinggi yang besar,” tambah Wasit.