Hari Jadi Kota Madiun ke-102 : "Usia Boleh Menua, Penampilan dan Semangatmu Haruslah Muda"
|
Kota Madiun memperingati hari jadinya yang ke-102 tahun tepat pada Sabtu, 20 Juni 2020. Meskipun dibilang usia yang tua, Kota Pendekar (julukan Kota Madiun) justru tampil makin muda karena pembangunan yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Madiun.
Upaya itu akan diwujudkan dengan membangun berbagai fasilitas wisata dan kuliner dengan pola pembangunan ekonomi kerakyatan, sehingga Kota Madiun makin menarik, dikagumi, dan digandrungi banyak orang.
Bertepatan dengan peringatan hari jadi ke-102, Kota Madiun mendapatkan kado terindah karena secara resmi Kota Madiun dinyatakan berstatus zona hijau pertama kali oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (lansir dari Antara News).
Sejarah Singkat
Kota Madiun adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 160 km sebelah barat Surabaya, atau 111 km sebelah timur Surakarta, Jawa Tengah. Kota Madiun mendapat julukan sebagai "Kota Gadis", "Kota Brem", "Kota Pecel", "Kota Budaya", "Kota Industri", "Kota Karismatik", dan "Kota Pendekar".
Madiun merupakan suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau biasa disebut Ki Ageng Ronggo. Asal kata Madiun dapat diartikan dari kata medi (hantu) dan ayun-ayun (berayunan), maksudnya adalah bahwa ketika Ronggo Jumeno melakukan "Babat tanah Madiun" terjadi banyak hantu yang berkeliaran. Penjelasan kedua karena nama keris yang dimiliki oleh Ronggo Jumeno bernama keris Tundhung Medhiun. Pada mulanya kota ini tidak dinamakan "Madiun", tetapi Wanaasri.
Sejak awal Madiun merupakan sebuah wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram. Dalam perjalanan sejarah Mataram, Madiun memang sangat strategis mengingat wilayahnya terletak di tengah-tengah perbatasan dengan Kerajaan Kadiri (Daha). Oleh karena itu pada masa pemerintahan Mataram banyak pemberontak-pemberontak kerajaan Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun. Seperti munculnya tokoh seperti Retno Dumilah.
Kota Madiun dahulu merupakan pusat dari Karesidenan Madiun, yang meliputi wilayah Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan. Meski berada di wilayah Jawa Timur, kebudayaan Madiun lebih dekat ke budaya "Jawa Tengahan" (Mataraman), karena Madiun pernah berada di bawah kekuasaan Kesultanan Mataram.
Pada tahun 1948, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh PKI di Madiun yang dipimpin oleh Musso di Kresek, Wungu, Kabupaten Madiun yang sekarang di kenal dengan nama Monumen Kresek. (Sumber : wikipedia)