Bawaslu Kota Madiun Libatkan Akademisi dalam Sosialisasi Pengawasan Partisipatif, Pemilih Didorong Menjadi Subjek Pemilu
|
Madiunkota.bawaslu.go.id, Kota Madiun- Bawaslu Kota Madiun memiliki komitmen besar melibatkan berbagai kalangan dalam upaya membumikan partisipasi masyarakat dalam Pemilu. Hal tersebut tercermin dalam pelibatan akademisi pada berbagai kesempatan sosialisasi pengawasan partisipatif. Pada Kamis (17/11/2022) Bawaslu Kota Madiun mengundang ketua program studi politik dan pemerintahan Universitas Gadjahmada, Dr.rer.pol. Mada Sukmajati, S.IP., M.PP. sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif untuk pemilih pemula.
Dr.rer.pol. Mada Sukmajati saat menyampaikan materi sosialisasi kepada pemilih pemula
Dalam paparan materinya, Dr. Mada menyampaikan bahwa pemilih pemula dari generasi Z yang akan menjadi pemilih dengan jumlah yang cukup dominan, tidak kurang 40 persen pemilih merupakan dari kelompok usia ini. Untuk itu, ia mendorong agar para anak muda tidak hanya menjadi objek Pemilu melainkan harus menjadi subjek.
“banyak hal yang bisa adek-adek lakukan dalam Pemilu, jangan hanya menjadi objek, kalian harus menjadi subjek Pemilu itu sendiri, kalian bisa menjadi peserta, pemantau atau penyelenggara dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” ungkap Dr. Mada.
Pada kesempatan yang berbeda, yaitu pada Jum’at (25/11/2022) Bawaslu Kota Madiun kembali melibatkan akademisi dalam sosialisasi peran serta kelompok marjinal dalam pengawasan partisipatif Pemilu 2024. Kali ini, Bawaslu Kota Madiun menghadirkan Dr. Agustinus Wisnu Dewantara, S.S., M.Hum. seorang peneliti dan akademisi STKIP Widya Yuwana Madiun.
Dr. Dewa dalam penyampaian materi tentang sosialisasi peran serta kelompok marjinal dalam pengawasan partisipatif
Dalam penyampaian materinya, Dr. Dewa menyampaikan bahwa demokrasi merupakan pilihan system bernegara yang tepat karena dengannya dimungkinkan terpilih pemimpin bijaksana yang dikehendaki oleh rakyat. Ia juga mewanti-wanti agar masyarakat menjadi pemilih rasional yang tidak mudah dipengaruhi oleh politisasi SARA, berita bohong, ujaran kebencian maupun politik uang.
“bapak ibu, jika anda memperoleh suatu informasi, tolong difikirkan berulang kali sebelum anda meneruskan informasi tersebut kepada orang lain, pertimbangkan berulang kali jika anda membagikan informasi tersebut akan membawa dampak positif atau justru sebaliknya,” ungkap Dr. Dewa.
Pelibatan para akademisi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu maupun memperkuat demokrasi hendaknya terus dilakukan. Oase keilmuan dibutuhkan untuk menyuburkan demokratisasi di republik yang kita cintai ini.