Bawaslu Kota Madiun Gaungkan Pengawasan Partisipatif dalam Acara Dialog Interaktif Lintas Madiun Pagi RRI Madiun
|
Madiunkota.bawaslu.go.id, Kota Madiun- Pengawasan partisipatif terus digaungkan oleh Bawaslu Kota Madiun. Hari ini, Selasa (02/11/2021) Koordinator Divisi Pengawasan, Humas dan Hubal, Yakobus Wasit Supodo bersama dengan Tokoh Pemuda Kota Madiun, Sobwan menjadi pembicara dalam acara Dialog Interaktif Lintas Madiun Pagi RRI Madiun yang dipandu oleh Yusron Al Fatah sebagai host.
Dalam dialog tersebut membincang seputar pengawasan partisipatif, mulai dari membaca pola pikir masyarakat, teknis pengawasan tahapan, teknis pelaporan dugaan pelanggaran, politik uang hingga upaya-upaya Bawaslu dalam membangun pengawasan partisipatif melalui gelaran Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP).
“Sejauh ini, masyarakat hanya sebagai objek saat Pemilu berlangsung, harapannya masyarakat ini sebagai subjek. Sehingga pelaksanaan Pemilu lebih berkualitas, terpilih pemimpin serta menghasilkan kebijakan yang bermanfaat untuk masyarakat. Kurang lebih dalam 5 tahun terakhir kami ikut melakukan pengawasan partisipatif, namun diakui atau tidak, memang hasilnya belum maksimal, karena masyarakat masih ber-mindset , aku oleh opo (pragmatis) saat Pemilu” ujar Sobwan.
Menanggapi soal sikap masyarakat yang pragmatis dalam urusan Pemilu dan demokrasi, Wasit menilai jika hal tersebut dapat dirubah dengan pendidikan politik atau pendidikan Pemilih.
“Kuncinya memang dengan pendidikan politik, seperti yang telah dilaksanakan Bawaslu selama ini dalam pengawasan partisipatif, yang merupakan sebuah upaya merangkul banyak pihak, agar mereka semua menjadi subjek yang ikut mengawasi Pemilu. bukan hanya sosialisasi, tapi ada diskusi, tukar pikiran, mereka diberi ruang untuk berpendapat sehingga menumbuhkan sense belonging terhadap Pemilu,” kata Wasit.
Menurut Wasit, agar menjadi pengawas partisipatif yang baik, perlu memiliki keilmuan. Mulai dari kepekaan melihat dugaan pelanggaran, mengetahui peraturan yang tertera dalam undang-undang, keberanian hingga kepedulian.
“kelompok millenial yang nantinya menjadi pemilih pemula memiliki keunikan tersendiri dalam melakukan pengawasan, mereka ini senang memviralkan sesuatu. Betul, jika peserta SKPP itu melibatkan anak muda dari kelompok millenial,” imbuh Sobwan.
Wasit menjelaskan secara detail mengenai jenjang SKPP meliputi tingkat dasar, menengah hingga tingkat atas.
“Pelaksanaan SKPP tahun 2020 menggunakan format daring, sedangkan ditahun 2021 ini sudah menggunakan format tatap muka, melalui tahap dasar, menengah dan atas. Dalam sekolah tersebut, terdapat materi tentang demokrasi, analisis sosial, sistem kepemiluan dan sebagainya,” tambah Wasit.
Pada sesi akhir acara diputarkan oleh host mengenai opini publik mengenai pengawasan partisipatif. Warga Madiun bernama Indah mengungkapkan bahwa pengawasan partisipatif sangat penting, menurutnya seharusnya warga bukan hanya menyalurkan hak pilih, namun juga ikut mengawasi pelaksanaan. Warga Madiun yang lain bernama Paijo, ia mengapresiasi Bawaslu telah melibatkan masyarakat dalam pengawasan partisipatif, dengan keterlibatan masyarakat secara independen dalam pengawasan partisipatif ia berharap pelaksanaan Pemilu lebih demokratis.
“saya juga mengapresiasi adanya Sekolah Kader Pengawasan Pemilu yang dibentuk oleh Bawaslu, semoga ini menjadi jalan untuk meminimalisasi adanya pelanggaran dan kecurangan dalam proses Pemilu,” ujar Paijo dalam rekaman yang diputarkan oleh host.